Dokter Hewan, Grooming, Pet Shop di Jakarta
Dokter Hewan, Grooming, Pet Shop di Jakarta
5 Penyakit Virus Mematikan pada Kucing dan Cara Mencegahnya

Kucing yang tiba-tiba lesu dan berkurang selera makannya bisa jadi hanya terserang penyakit biasa. Namun gejala ini tidak bisa dianggap sepele karena bisa jadi tanda dari masuknya virus mematikan di tubuh mereka.
Virus memang jadi salah satu momok yang menakutkan, karena sifatnya yang menyerang sistem imunitas makhluk hidup, termasuk kucing. Sayangnya, kucing, terutama yang masih berusia di bawah lima bulan, sangat rentan terkena virus karena sistem kekebalannya yang belum terbentuk sempurna.
Untuk mencegah kucing kesayangan Anda terkena virus yang mematikan, ada baiknya mengetahui jenis-jenis virus tersebut. Berikut ini daftarnya.
5 Virus Mematikan pada Kucing
· Leukimia Kucing (FeLV)
Leukimia kucing adalah penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh kucing. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan, urine, cairan hidung, serta air liur. Ini artinya jika kucing berbagi makanan dan mangkuk minuman serta kotak kotoran bersama kucing yang menderita penyakit ini, maka ia berpotensi tertular.
Induk kucing juga bisa menularkan penyakit ini kepada anak-anaknya. Selain itu, anak kucing lebih mudah tertular penyakit ini daripada kucing dewasa.
Gejala leukemia kucing antara lain adalah berat badan yang turun, diare berat, bulu yang rusak, pembesaran kelenjar getah bening, serta kejang. Beberapa kucing akan langsung sakit setelah tertular FeLV. Namun pada kucing lain, gejala penyakit bisa saja tidak terlihat selama beberapa minggu atau bahkan bertahun-tahun.
Pencegahan terhadap leukimia kucing bisa dilakukan dengan membatasi paparan terhadap kucing lain, menjaga lingkungan tempat tinggal tetap bersih, dan melakukan vaksin pada kucing.
· Feline Infectious Peritonitis (FIP)
FIP juga jadi salah satu momok menakutkan bagi pencinta kucing karena banyaknya kasus tersebut terjadi di Indonesia. Penyebab FIP adalah infeksi virus coronavirus kucing (feline coronavirus) yang mengalami mutasi di dalam tubuh kucing.
Penyakit ini memiliki dua bentuk, yaitu “bentuk basah” dan “bentuk kering”. FIP “bentuk basah” terjadi saat cairan terakumulasi di rongga tubuh seperti perut dan atau dada, membuatnya terlihat lebih besar. Sedangkan “bentuk kering” memengaruhi sistem saraf pusat dan mengakibatkan tanda-tanda neurologis pada kucing.
Gejala lain dari FIP antara lain demam, lesu, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan. Kucing juga bisa terlihat kehilangan keseimbangan tubuh. Virus ini umumnya menyebar melalui kontak dengan kotoran kucing yang terinfeksi. Untuk mencegahnya, kucing harus mendapatkan vaksin.
Baca Juga: Ciri-Ciri Anabul Stress
· Feline Immunodeficiency Virus (FIV)
Selain ada FIP, ada juga FIV atau Feline Immunodeficiency Virus. Sama seperti leukimia kucing, virus ini juga menyerang sistem kekebalan tubuh kucing, hingga kucing yang terkena FIV berpotensi untuk terkena penyakit atau infeksi lainnya.
Gejala FIV antara lain ditandai dengan demam, muntah, diare, kerontokan bulu, infeksi kulit, hingga penyakit pernapasan. Adapun penyakitnya bisa menular melalui luka gigitan, dan melalui air liur.
Untuk pencegahannya, tentu saja kucing harus divaksin serta dijauhkan dari kucing yang liar yang berpotensi membawa banyak virus.
· Panleukopenia
Penyakit mematikan lainnya yang terjadi pada kucing dan sudah populer di kalangan pencinta kucing adalah panleukopenia. Penyakit ini menyerang sel-sel yang tumbuh membelah di sumsum tulang, usus, dan janin yang berkembang. Penyebabnya adalah virus panleukopenia atau FPV.
Gejala panleukopenia pada kucing antara lain adalah demam, diare, muntah, lesu, dan kehilangan nafsu makan. Virus panleukopenia menurunkan kemampuan tubuh kucing melawan infeksi, hingga gejala seperti penyakit lain selain yang telah disebutkan juga mungkin muncul.
Virus panleukopenia menyebar melalui feses, air liur, urine, dan muntahan. Untuk mencegahnya, selain divaksin, kucing juga harus dihindarkan dari kucing lain yang berasal dari luar, terutama yang tidak jelas riwayat kebersihan dan kesehatannya.
· Rabies
Bukan hanya anjing, kucing pun bisa terkena rabies. Salah satunya bisa karena gigitan anjing yang terinfeksi atau melalui air liur. Virus penyebab rabies menyerang sistem saraf pusat atau otak.
Gejala atau ciri-ciri kucing yang terkena rabies di antaranya adalah demam, air liur berlebih, perubahan perilaku, dan gangguan saraf seperti. Kucing yang terinfeksi juga tidak tahan dengan cahaya yang terang dan suara bising.
Belum ada pengobatan yang khusus untuk menyembuhkan rabies pada kucing. Oleh karena itu, cara terbaik pencegahannya adalah dengan melakukan vaksinasi.
Anda bisa melakukan vaksinasi untuk hewan kesayangan Anda di HAPPY Pet dengan datang langsung ke tempat praktik, melakukan booking online, atau menggunakan layanan jasa antar jemput.
(herita)